ANTARA SABAR DAN MARAH
ANTARA SABAR DAN MARAH
Marah merupakan sifat yang keluar dilandaskan dengan emosi seseorang yang banyak
menjerumuskan kepada kepada pertengkaran, permusuhan bahkan sampai berakibat fatal
kepada pembunuhan hal ini tidak tidak lain disebabkan karena kurangnya wawasan
tentang agama Dalam haditsnya Rasulullah SAW
menyampaikan, orang yang kuat bukanlah orang yang jago gulat. Namun orang yang
mampu menahan amarahnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قال: "لَيْسَ الشَّدِيدُ
بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ".
Artinya:
"Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Saw bersabda: Orang yang kuat itu
bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan
dirinya di kala sedang marah." (HR Bukhari dan Muslim).
Dari hadits ini
bisa diambil kesimpulan bahwa tubuh yang gagah, otot yang keras jago gulat bukanlah jaminan orang itu
kuat akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan amarahnya
Sabar dalam
artian menahan amarah adalah cara yang harus kita tanamkan dalam hati kita yang
kemudian Syekh Ibnu Abid
Dunya Dalam kitab as-Shabru wa Tsawâb ‘alaihi mencantumkan sebuah hadits
riwayat Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
الصَّبْرُ ثَلَاثٌ: فَصَبْرٌ عَلَى
الْمُصِيبَةِ، وَصَبْرٌ عَلَى الطَّاعَةِ، وَصَبْرٌ عَنِ الْمَعْصِيَةِ، فَمَنْ
صَبَرَ عَلَى الْمُصِيبَةِ حَتَّى يَرُدَّهَا بِحُسْنِ عَزَائِهَا كَتَبَ اللَّهُ
لَهُ ثَلَاثَمِائَةِ دَرَجَةٍ بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى الدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ
السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ، وَمَنْ صَبَرَ عَلَى الطَّاعَةِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ
سِتَّمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى الدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ
تُخُومِ الْأَرْضِ إِلَى مُنْتَهَى الْعَرْشِ، وَمِنْ صَبَرَ عَنِ الْمَعْصِيَةِ
كَتَبَ اللَّهُ لَهُ تِسْعَمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى
الدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ تُخُومِ الْأَرْضِ إِلَى مُنْتَهَى الْعَرْشِ
مَرَّتَيْنِ
Artinya,
“Sabar ada tiga tingkatan; sabar atas musibah, sabar dalam menjalani ketaatan,
dan sabar dari laku kemaksiatan. Siapa saja yang sabar menghadapi musibah,
sampai ia mampu merestorasinya sebaik mungkin, Allah akan mengangkat 300
derajatnya. Di mana, satu dengan lainnya berjarak sejauh antara langit dan
bumi. Dan, yang bersabar dalam menjalani ketaatan, Allah mengangkat 600
derajatnya. Di mana, satu dengan lainnya berjarak sejauh antara lapisan-lapisan
bumi dan batas (ketinggian) ‘arsy. Sedangkan, bagi yang bersabar dari laku
kemaksiatan, Allah mengangkat 900 derajatnya. Di mana, satu dengan lainnya
berjarak sekitar dua kali lipat antara lapisan-lapisan bumi dan batas
(ketinggian) ‘arsy” WallahuA’lam…
Oleh : Syuro Roubin
Posting Komentar untuk "ANTARA SABAR DAN MARAH"