Taubatmu Adalah Keberuntunganmu
Setiap
orang pasti pernah berbuat dosa, baik
dosa kecil maupun dosa besar, baik dosa kepada yang Maha Kuasa
maupun dosa kepada makhluk-Nya. Begitu
pula Anggota badan kita kerap
kali melakukan maksiat. Mata, mulut,
telinga, tangan, kaki, perut, dan anggota badan lainnya setiap harinya kita
tidak sadari melakukan maksiat berkali -kali.
Ketidak mampuan diri selamat dari berbagai dosa dan
maksiat inilah yang menuntut kita agar senantiasa meminta ampun dan bertaubat
atas dosa yang sering kali tidak kita sadari. Taubat yang benar adalah taubat
nasuha agar Allah benar-benar memberikan ampunan bagi kita sebagaimana Allah
Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada
Allah dengan taubat nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At-Tahrim
[66]: 8).
TAUBAT NASUHA
Taubat
nasuha!, Apakah kalian pernah mendengar apa itu taubat nasuha. Secara
bahasa, نصح (na-sha-kha) artinya sesuatu yang bersih atau murni (tidak
bercampur dengan sesuatu yang lain). Sesuatu disebut (الناصح) (an-naashikh),
jika sesuatu tersebut tidak bercampur atau tidak terkontaminasi dengan sesuatu
yang lain, misalnya madu murni atau sejenisnya. Di antara turunan kata نصح
adalah النصيحة(an-nashiihah). (Lihat
Lisaanul ‘Arab,
2/615-617).
Berdasarkan
makna bahasa ini, taubat disebut dengan taubat nasuha jika pelaku taubat
tersebut memurnikan, ikhlas (hanya semata-mata untuk Allah), dan jujur dalam
taubatnya. Dia mencurahkan segala daya dan kekuatannya untuk menyesali
dosa-dosa yang telah diperbuat dengan taubat yang benar (jujur).
Ibnu
Katsir rahimahullah berkata ketika menjelaskan ayat di atas,
أَيْ تَوْبَةً صَادِقَةً جَازِمَةً
تَمْحُو مَا قَبْلَهَا مِنَ السَّيِّئَاتِ، وَتَلُمُّ شَعَثَ التَّائِبِ
وَتَجْمَعُهُ وَتَكُفُّهُ عَمَّا كَانَ يَتَعَاطَاهُ مِنَ الدَّنَاءَاتِ.
“Yaitu
taubat yang jujur, yang didasari atas tekad yang kuat, yang menghapus
kejelekan-kejelekan di masa silam, yang menghimpun dan mengentaskan pelakunya
dari kehinaan”
(Tafsir Al-Qur’anul
‘Adzim, 4/191).
Ketika
menjelaskan ayat di atas, penulis kitab Tafsir Jalalain berkata,
صَادِقَة بِأَنْ لَا يُعَاد إلَى الذَّنْب
وَلَا يُرَاد الْعَوْد إلَيْهِ
“Taubat
yang jujur, yaitu dia tidak kembali (melakukan) dosa dan tidak bermaksud
mengulanginya.”
(Tafsir Jalalain, 1/753).
HAK ALLAH DAN HAK MANUSIA
Bertobat
kepada Allah terkait hak-hak-Nya yang kita langgar bisa dengan cara
beristighfar sebanyak-banyaknya dan beriktikad tidak akan pernah mengulangi
dosa dan maksiat lagi. Namun berbeda dengan dosa yang berkenaan dengan hak
sesama manusia. Menyangkut hak manusia kita
dituntut untuk meminta maaf terlebih
dahulu kepada yang bersangkutan, jika yang bersangkutan memaafkan maka
Allah juga akan memaafkan kita. Perbedaan ini
diterangkan dalam Kitab Fathul Qarib al-Mujib karya Imam Abu Suja’:
َإن حق الله تعالى مبني على
المسامحة، وحق الآدمي مبني على المشاحة
Bahwa
Hak Allah terbangun atas Ampunan, sedangkan Hak Adami terbangun atas
(penyelesaian) persengketaan (yang butuh kepastian hukum).
Maksudnya,
berkenaan dengan hak antar anak Adam, Islam mengajarkan akan Kepastian hukum
bagi persengketaan. Harus clear dan jelas duduk masalah yang disengketakan,
lalu dijelaskan hukumnya dan keadilannya. Nah, baru kemudian seseorang diberi
pilihan; lanjut hukum dan dipidana, ataukah selesai dengan Maaf dan
kekeluargaan.
ORANG SOMBONG
Tobat
merupakan kebutuhan kita, karena Dosa adalah racun dan taubat adalah
penawarnya. Jadi, Orang yang mengabaikan
taubatnya merupakan orang yang sombong,
merasa dirinya yakin akan ampunan Allah dan dosa yang dilakukan hanya
semata-mata karena takdir. Orang bodoh dan sombong ini biasanya manis
kata-katanya namun amis sekali perbuatannya. Orang seperti ini sepertinya tidak
ittiba' kepada Kanjeng Nabi, karena Nabi Muhammad
SAW yang jelas-jelas terjaga dari perbuatan dosa
(ma’sum), beliau
masih senantiasa beristighfar
kepada Allah sehari semalam tidak
kurang dari 100 kali.
Sampai
disini kita harus benar-benar merenungi, sebagai hamba Allah yang lemah dari
bisikin nafsu dan syetan, sepatutnya
kita selalu memohon ampunan
kepada Allah Al Goffar Wal Gofur. Ingatlah
bahwasanya orang yang suka bertaubat
dia akan disenangi Allah (diridhahi Allah), beruntung, dan mendapat petunjuk
darinya. Hal ini juga di jelaskan dalam al-qur’an surah An-Nur:31
وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ
ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung".
Al-Baqarah:222
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Sungguh, Allah
menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri”.
Surah An-Nahl:43
ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ
وَهَدَىٰ
(kemudian Rabbnya memilihnya) yakni mendekatkannya ke sisi-nya (maka dia
menerima taubatnya) sebelum nabi adam bertaubat (dan memberinya petunjuk)
supaya terus-menerus bertaubat.
AKHIRNYA
Pada
akhirnya, kita semua harus saling mengingatkan untuk selalu beristigfar
sekaligus selalu berusaha sekeras mungkin terlepas dari jeratan maksiat dan
dosa yang selalu mengintai kita, lebih-lebih dizaman yang cendrung mudah
menemukan kemungkaran ini. Dan tentunya, kita juga berusaha selalu berlapang
dada, memaafkan perbuatan-perbuatan dholim dan kesalahan saudara kita dengan
niat agar seluruh ummat Nabi Muhammad SAW tak terperosok ke lubang neraka
karena hak-hak manusiawi yang belum terselesaikan. Semoga kita kuat dan Allah
kuatkan kita untuk selalu ada di jalan-Nya.
والله
اعلم بااصواب
Oleh : Ahmad
Mudzakkir Habibullah
Posting Komentar untuk "Taubatmu Adalah Keberuntunganmu"