Barokah Untuk Milenial

Suara dari getaran bel yang berada di tembok luar kantor Ponpes Roudlotut Tholibin ini pun berbunyi. terdengar sampai plosok kamar-kamar santri yang serentak menggerakkan bathin, hati, dan jiwa mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka. Yakni jama’ah sholat maghrib dan diteruskan mengaji Al-Qur’an. Memang rasanya membosankan, tetapi takdir lah yang akan menjawab semuanya.
Jama’ah sholat maghrib yang
khusyuk membuat Rizal tertunduk syahdu untuk menghadap sang Ilahi Rabbi. Seusai
jama’ah, Rizal menjalankan kewajibannya untuk mengaji Al-Qur’an yang berjalan
setiap hari dengan rutinnya.
Waktu istirahat ba’da sholat
maghrib dan mengaji Al-Qur’an pun tiba.
“Ngapain ngelamun terus..???”, sapa
Rozak teman sekamar Rizal sekaligus sahabat karibnya yang melihat sahabatnya
sedang sedih
“Aku lagi gak kerasan Zak.... Aku
kangen sama ayah, ibu, dan saudara-saudaraku di rumah.
“Kangen sama orang tua apa kangen
sama HP nya hayo...?”. Canda Rozak kepada sahabatnya yang sedang sedih
itu sembari berharap kesedihan sahabatnya itu hilang.
“emm...., sebenarnya aku pengen
main game sih, hehehe.....”. Sahut Rizal yang kali ini mulai menampakkan
senyumnya.
“udah.... dibikin happy aja. Tahan
saja, pulangan udah hampir tiba kok, kurang dua bulan lagi....hehehe....”.
“Itu sih bukan hampir..., tapi
masih lama itu Zak...”. tegas Rizal.
“Bercanda.... hehehe”
Keduanya pun tersenyum sembari
duduk manis di dalam kamar Az-Zahirah yang ramai dengan canda tawa anak-anak
penghuninya.
“udah Zal.... kita hidup di pondok
itu jalani apa adanya. Jangan berfikir apa yang enggak-enggak. Kita harus
berfikir fokus untuk masa depan kita. Kita ini hidup di era Revolusi Industri
4.0 lho.... yaitu generasi milenial. Walaupun kita sebagai kaum santri, kita
juga mempunyai poin penting dalam kemajuan bangsa. Kita harus yakin, kita kaum
santri harus bisa mengukir sejarah besar di bumi nusantara ini, dan bisa
menjadi contoh teladan untuk generasi selanjutnya. Bismillah aja Zal...” Jelas
Rozak dengan bijak dan panjang lebar.
“ Terima kasih ya Zak... kamu
sudah memberi semangat. Aku janji gak akan “ gak kerasan “. Aku akan terus
fokus pada pelajaran. Kamu memang sahabatku yang baik dan bijak.”
“ Iya sama-sama.... ayo kita kejar
mimpi dan cita-cita kita. Sampai keduanya menyerah dan bisa kita capai.”
Tegas Rozak dengan niat membakar
semangat sahabatnya.
“ oke... siap...” jawab Rizal
dengan semangat.
Dari sekian perkataan yang
dilontarkan sahabatnya. Rizal terus semangat dan rajin dalam belajar. Agar cita-cita
dan harapannya tercapai.
###
7 tahun tak terasa Rizl dan Rozak menimba
ilmu di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin tercintanya ini. Dan keduanya pun bersiap-siap
untuk boyong dan bermaksud untuk lanjut kuliah di Universitas yang mereka
inginkan masing-masing.
Rizal pun kuliah di UIN malang
mengambil fakultas perekonomian. Dan Rozak pun kuliah di UNEJ jember mengambil
fakultas hukum.
Hampir 5 tahun mereka berpisah
tanpa ada kabar yang jels. Rizal kini menjadi pengusaha sukses. Dan Rozak kini
sudah menjadi pengacarayang kini waktunya padat disetiap harinya.
****
Kerinduan yang telah lama
terpendam. Kini waktu telah menjawabnya. Di mall plaza surabaya. Tak sengaja
keduanya bertemu kembali dari sekian lamanya sekian berpisah. Tak sengaja Rozak
melihat Rizal berpakaian jas hitam rapi yang sedang berjalan berlawan arah
dengannya.
“ Assalamualaikum....” Sapa Rozak.
“ Waalaikum salam.... sebentar,
apakah anda Rozak ? “
Tanya Rizal yang ingat pada wajah
sahabatnya dulu waktu di pesantren.
“ Alhamdulillah.... kamu masih ingat
sama aku. Iya... aku Rozak... apa kabar Zal ?.
Rizal yang tak menyangka semua ini
akan terjadi kini tak mengeluarkan sepatah kata pun. Langsung dipeluknya
sahabat karibnya itu dengan rasa penuh rasa penuh rindu dan haru.
“ Alhamdulillah aku baik. Kamu
gimana ? “
“ Alhamdulillah baik juga....,
emm.... kayaknya udh jadi pengusaha sukses nih ? hehehe...!!!
Sifat Rozak dari dulusuka bercanda
kini masih ada, fikir Rizal.
“ Alhamdulillah.... mungkin ini Al
– hasil dari ilmu yang manfa’at dan barokah Zal... terima kasih atas semua
semangt kau berikan padaku. Mari kita sama-sama dari sekarang megukir masa
sukses kita. Dan kita wujudkan cita-cita kita dulu untuk mengukir sejarah besar
di bumi nusantara. Dan bisa menjadi contoh yang baik untuk generasi masa depan”
tegas Rizal.
“amiin.... ayo kita sekarang
lakukan dan wujudkan cita-cita kita itu. Bismillah.....” sahut Rozak.
“iya Zak.... bismillah.....”
Kini keduanya telah menjadi pemuda
milenial yang sukses. Meskipun dulu hanya sebatas santri biasa. Tapi barokah dan
manfaatlah yang menuntun mereka untuk bisa berjuang dan mencapai cita-cita
mereka.
Note : “Jangan pandang siapa kita dan berstatus apa kita. Tapi teruslah menatap kedepan, karena masa depan menanti orang-orang yang berjuang dan berusaha untuk meraihnya.”
Oleh : Agus Sugianto
Posting Komentar untuk "Barokah Untuk Milenial"