Sebaris waktu
Tak semestinya menjelma anila,
Memaksa lenyap sebuah angkara.
Pun raga yang dulu membara,
Lirih redup pada sebaris aksara.
Aku masih setia di ujung tebing yang tua,
Terpukau biru bumantara,
Kokoh di antara dinding-dinding jejal yang fana,
Selaksa ragu mengangkasa.
Rangkaian masa mengalun syahdu,
Berpacu pada renjana yang sendu,
Sembilu memasung sukma yang lalu,
Merundung lara dengan derai yang semu.
Alibi menolak denting yang bertalu,
Pemuda yang kalis oleh waktu,
Kini risak di kaki langit yang biru,
Merapal temu pada sujud yang tabu
Oleh: Maratul Mukhlisoh
Posting Komentar untuk "Sebaris waktu"