Kisah Imam Ghozali Dan Seekor Lalat
Sebagai insan yang beriman, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk saling menyayangi antar sesama orang yang beriman, antar golongan, antar manusia bahkan juga menyayangi makhluk Allah lainnya di alam semesta ini, pun hanya seekor hewan. Semua ini kita lakukan agar kita juga selalu dirahmati oleh Allah baik di Dunia maupun Akhirat.
Dalam kitab Mirqotus Su’udit Tashdiq Syarah Sullam
Taufiq, Syekh Imam Nawawi Al-Bantani menuturkan sebuah kisah yang sangat
menarik, yaitu :
حكي أنّ الغزالي رؤي فى النوم فقيل له ما فعل الله بك اوقفنى بين يديه وقال بم جئتنى فذكرت انواعا من الطاعات فقال ما قبلت منها شيئا لكنّك جلست تكتب فسقطت ذبابة على القلم فتركتها تشرب من الحبر رحمة لها فلما رحمتها رحمتك اذهب فقد غفرت لك (فصل فى كيفية التوبة : مرقاة صعود التصديق فى شرح سلم التوفيق)
Seseorang yang bermimpi Imam Ghozali, ia bertanya
kepada Hujjatul Islam yang memiliki karya monumental Ihya’ Ulumuddin itu dalam
mimpinya “bagaimana Allah memperlakukanmu?”, lalu Imam Ghozali mengisahkan
bahwa dihadapan Allah, Beliau ditanya oleh Allah “dengan bekal apa engkau
datang ke hadapan-Ku? Beliau menjawab dengan berbagai macam ketaatan-ketaatan
yang dilakukan semasa hidupnya. Dan ternyata Allah tidak menerima satupun dari
semua itu selain saat pertemuan Imam Ghozali dengan seekor lalat.
Pada satu kesempatan, ketika Imam Ghozali menulis
sebuah kitab, hinggaplah seekor lalat di pena yang digunakannya. Karena merasa
kasihan, Beliau membiarkan si lalat itu menyeruput tintanya.
Lalu Allah melanjutkan “ saat kamu kasihani seekor
lalat itu, Aku-pun mengisihimu. Pergilah ke Surga, sungguh Aku telah
mengampunimu”.
Dari kisah ini kita bisa belajar, bahwa nilai ketulusan dalam melakukan kebaikan itu sangatlah berharga sekalipun terkesan sangat sepele sekali seperti yang dilakukan oleh Imam Ghozali dalam cerita di atas. Semoga kita bisa meneladani akhlak mulia Beliau. Amin.
Oleh : Ainul Yaqin
Posting Komentar untuk "Kisah Imam Ghozali Dan Seekor Lalat"