Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengatur Uang dikala Pandemi




    Masuknya pandemi di Indonesia membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Beberapa dampak yang terjadi yaitu berubahnya aktfitas yang dilakukan sehari – hari misalnya bekerja dari rumah, sekolah secara online, pemutusan kerja, daya beli masyarakat turun, dan tentunya ekonomi yang mulai terjun bebas hingga mengalami resesi di 2020 kemarin. Akar masalahnya adalah satu faktor yaitu pandemi covid-19.

    Dari sejak outbreak bulan Maret 2019 sampai awal Januari 2021, masalah covid-19 dan kasus hariannya di Indonesia terus-menerus meningkat dari hari ke hari. Kasus yang awalnya ratusan, kini sudah mencapai belasan per hari. Indonesia termasuk gagal dalam menangani pandemi ini dibanding negara ASEAN lainnya.

    Hampir 1 tahun pandemi ini ada di Indonesia, dan penerapan PSBB (Lock Down) yang panjang pasti akan mematikan banyak sektor ekonomi, sehingga mulai Juni 2020 pemerintah mulai menerapkan new normal. Dalam new normal ini masyarakat dituntut harus bisa beradaptasi dan berdamai dengan covid-19 serta tetap mematuhi protokol kesehatan.

    Dalam era New normal ini, banyak aktivitas yang sebelumnya dimatikan menjadi kembali merangkak ke normal meskipun masih dalam tahap jauh dari kriteria optimal. Sedangkan adanya vaksinasi di awal 2021 ini menjadi angin segar walaupun kasus covid-19 harian terus melonjak tajam.

    Tentunya kita tidak dapat mengatur jalannya perekonomian yang kadang tutup temporal (temporarily closed), pasar yang fluktuatif (volatile market), Namun kita bisa mengontrol finansial kita agar bisa bertahan di masa tidak menentu ini (unsteady time).

    Lantas bagaimana kita mengatur finansial kita di era uncertainty economy akibat pandemi ini. Berikut cara yang bisa dilakukan agar kita bisa tetap bertahan:

1. Mengevaluasi Pengeluaran
    Meskipun pekerjaan kita tidak terdampak dan penghasilan kita masih aman-aman saja. Namun, Di tengah wabah pandemi seperti ini sangat penting bagi kita untuk mengevaluasi pengeluaran kita. Hal terbaik saat ini adalah meningkatkan Emergency Saving (tabungan darurat). Nantinya sebesar apapun kendala ekonomi yang akan terjadi, misalnya terjadi resesi yang semakin besar, kita masih bisa bertahan tanpa harus hutang.

2. Mengutamakan Kebutuhan daripada Keinginan
    Hal ini juga berpengaruh disaat pandemi, kita harus bisa membedakan apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan. Lebih mengutamakan kebutuhan daripada keinginan adalah hal yang tepat, seperti halnya mengutamakan kebutuhan primer daripada kebutuhan tersier. Caranya, tanyakan pada diri kita sendiri, apakah jika kita tidak membelinya akan membuat kehidupan semakin sulit. Jika tidak lebih baik tunda dulu keinginan tersebut.

    Selain itu tunda juga pengeluhan besar, terlebih jika harus mengambil dari dana darurat. Tapi misal ingin menikah atau menyekolahkan anak dan sudah ada dana sampingan di luar dana darurat, tentunya boleh saja melakukan rencana tersebut dengan catatan tetap amankan tabungan darurat (Prita Gozhie, 2020)

3. Pertahankan Agar Tetap Berpenghasilan
    Tetap berpenghasilan sebenarnya adalah kunci utama dalam kehidupan sulit ini. Kita harus tetap menghasilkan rupiah dan mengamankannya sesulit apapun kondisi yang terjadi. Misal seorang pegawai, kita harus bekerja dengan penuh dedikasi agar tetap produktif dan yang terpenting tunda dulu rencana untuk resign atau pensiun dini. Sebab, dalam kondisi pandemi dan resesi, cashflow akan menyelamatkan kita di kondisi darurat, misalnya jatuh sakit atau keadaan darurat lainnya.

    Begitupun jika Kita adalah seorang pekerja lepas dengan beberapa klien atau pemberi kerja, berusahalah sekuat mungkin agar kontrak tetap berjalan. Dengan demikian, penghasilan kita selama masa pandemi ini tetap aman.

    Selain yang disebutkan sebelumnya, tentunya memulai mempertimbangkan penghasilan tambahan menjadi alternatif agar kesehatan keuangan kita tetap terjaga. Misal berjualan online, menawarkan jasa les privat, menjadi driver online atau offline, dan segala kerjaan yang sesuai kemampuan dan dilakukan di luar jam kerja.

    Jika misalnya dipecat atau belum mendapatkan pekerjaan, segera cari sumber penghasilan lainnya. Untuk kasus ini bisa dengan cara membuka usaha sendiri atau melamar pekerjaan. Jangan takut mencoba hal baru yang tidak sesuai dengan kemampuan, karena pada akhirnya keahlian akan muncul berdasarkan jam terbang. Intinya adalah harus bisa menghasilkan uang, yang penting halal.

    Ketiga cara di atas bisa kita lakukan dalam menghadapi pandemi saat ini, sehingga kita bisa mengatur keuangan yang kita miliki selama pandemi berlangsung. Usahakan agar dalam masa pandemi ini, kita menerapkan skala prioritas secara ketat. Dengannya tidak ada pengeluaran sia-sia yang akan kita sesalkan nantinya. Jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan sehingga anda akan terjerat hutang. 

    Semangat bekerja, tetap sehat, jaga emosi dan kendalikan hati. Semoga kita masih bisa bertahan sesulit apapun keadaan di depan.

Oleh : Deny Indra Lukmana (Alumni PP Roudlotut Tholibin), S1 Administrasi Bisnis
UNEJ

Posting Komentar untuk "Cara Mengatur Uang dikala Pandemi"