TELITI KEBENARAN DAN KEMANFAATAN SEBELUM DIBAGIKAN
Perintah dari wahyu pertama kepada Nabi
Muhammad SAW adalah "Iqra'!". Artinya sebelum mendakwahkan Islam,
Nabi terlebih dahulu diajarkan untuk membaca, mempelajari, dan mengamalkan apa
yang akan ia akan sampaikan pada ummatnya.
Kita sebagai ummatnya bisa mengambil
pelajaran bahwa kita haruslah membaca dan mempelajari juga memgamalkan apa yang
akan kita sampaikan pada orang lain. Minimal kita tidak mudah sembarangan
membagikan postingan di media sosial, kita harus membaca dan memahami terlebih dahulu apakah
itu baik untuk disebarkan atau tidak.
Media sosial kini menjadi ladang subur arus
informasi baik WhatsApp, YouTube, Facebook, Instagram ataupun media online
lainnya. Informasi dunia Maya ini sungguh luar biasa mampu merubah pola pikir dan perilaku seseorang.
Parahnya lagi, medsos dijadikan alat provokasi, fitnah dan caci maki, dengan
menghalalkan segala cara الغاية تبرر الوسيلة karena semestinya
kaidah yang benar adalah "tujuan tidak boleh menggunakan segala cara
kecuali dengan dalil" الغاية لاتبرر الوسيلة الا بالدليل
Sejatinya media sosial adalah wadah
bersilaturahmi, memberi nasehat, saling mengingatkan, dan mempermudah dalam
mencari ilmu dan sumber. Tujuan mulia ini harus benar-benar ditanamkan dan
terus disuarakan agar apa yang kita miliki saat ini (tekhnologi) bisa
mengantarkan kita mendapatkan lebih banyak pahala.
Meneliti informasi yang kita dapatkan sudah dipesankan oleh
Allah SWT 14 Abad yang lalu agar kita tak terjerembab dalam lingkarang fitnah
yang sangat merugikan. Allah SWT berfirman sebagaimana termaktub dalam surat
al-Hujurat ayat 6;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ
فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu. (Qs. Al-Hujarat [49]: 6).
Al-Qurán
juga sudah memperingatkan tentang bahaya menyebarkan kebencian dan aib orang
lain serta bahaya fitnah. Dalam surat Al Hujarat ayat 12 Allah menyamakan
mereka yang berprasangka buruk dan menggunjing seperti memakai bangkai orang
yang dibicarakan;
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ
أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah
banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Kesimpulannya, teliti kembali semua
informasi yang kita terima, baca kembali, fahami, jangan mudah dibagikan
sebelum kita benar-benar tahu kebenaran. Selanjutnya jangan mudah menebar
fitnah, kebencian, aib demi sebuah konten yang bisa jadi dosanya adalah dosa
jariyah yang terus menyebar ke berbagai kalangan dan kita juga ikut
berkontribusi dalam penyebaran dosa tersebut. Semoga kita kembali bijak dalam
bersosmed.
Oleh: Ust. Fathullah Afandi
Posting Komentar untuk "TELITI KEBENARAN DAN KEMANFAATAN SEBELUM DIBAGIKAN"