Teladan Kedermawanan Murobbiruhina KH. Abdul Mujib Abdullah
Kyai Mujib, begitu sapaan familiar Al-Marhum
Al-Maghfurlah KH. Abdul Mujib Abdullah Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut
Tholibin. Seorang Kyai yang terkenal tegas dan berani serta visioner dalam
dunia pendidikan baik pendidikan pesantren maupun pendidikan formal.
“Kyai Mujib, bukan kyai yang pandai dalam berpitado/
mau’idzoh, namun kalau untuk menjadi uswatun hasanah/ teladan yang baik, Kyai
Mujib adalah orang yang sangat tepat untuk dicontoh, terutama bagi kita sebagai
santrinya” demikian pernyataan KH. Abdullah Masrur dalam acara menyambut 1000
hari wafatnya Al-Marhum Al-Maghfurlah KH. Abdul Mujib Abdullah.
Satu diantara sekian banyaknya teladan yang bisa kita
tiru dari Kyai Mujib adalah kedermawanannya. Menyoal kedermawanan beliau
sebenarnya bukan sesuatu yang menjadi rahasia apalagi bagi santri-santrinya.
Semua santri pernah merasakan sendiri kasih sayang tulus beliau selama nyantri
di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, diantara bukti kedermawanan beliau yang
diketahui oleh penulis adalah
1. Memberi santri kolak
kacang hijau yang popular dengan sebutan Gizi setiap hari jum’at, bahkan kadang
dua kali dalam seminggu.
Saat pembagian Gizi, tidak jarang beliau melihat
santri yang antri di depan dapur dalem selepas jum’atan sembari dawuh “kancanah
se e pondhuk cellok, soro ngalak cong” (temannya yang ada di pondok panggil,
suruh ngambil Nak). Dan di dapur kita sudah ditunggu oleh hadam dan juga tidak
jarang Nyai Hil sendiri yang membagikan Gizi kepada santri.
2. Memberi santri buka puasa
gratis selama mengikuti hataman ramadhan di pondok pesantren.
Biasanya Kyai Mujib ngaji sore mulai setelah
selesainya sholat jama’ah ashar, kegiatan itu berlangsung kadang sampai
qiro’at, kadang sampai tarhim dan bahkan tidak jarang karena terlalu asiknya
ngaji, ngajinya baru selesai saat adzan maghrib dikumandangkan dan bisa lebih dari itu. Baru setelah ngaji,
mereka sudah siap dengan menu buka puasa yang disedikan sedari tadi, kadang
diambil di kantor pondok dan kadang diambil di dapur dalem.
3. Memberikan zakat dan
sedekah untuk orang fakir miskin termasuk juga santri yang tidak mampu.
Zakat dan sedekah tidak bias diketahui secara pasti
kapan rutin dilakukan oleh beliau, tapi yang jelas setiap kali selesai panen
beliau menugaskan salah satu hadam/ santri senior saat itu untuk membagikan
sejumlah uang/ barang kepada penerima yang sudah ditentukan. Pernah satu
ketika, di samping dalem kyai ada beberapa karung beras yang siap dibagikan,
beliau memerintah santri setelah ngaji untuk membagikan beras itu. Karena
terlalu banyak, santri itu mengira yang mau dibagikan hanya sebagiannya saja,
langsung oleh beliau didukani santri itu “mak kyaennah e pengakannah berres
zakat bik kakeh cong. Samba kabbi jiah” (kok kyainya mau dikasi makan beras
zakat sama kamu Nak. Bawa semua itu).
4. Memberikan ilmu
pengetahuan dengan penuh keikhlasan kepada siapapun terutama santrinya, mulai
dari berbagai disiplin ilmu kitab kuning sampai ilmu pertanian.
Memberikan ilmu juga termasuk sodaqoh yang dapat dilakukan
oleh siapapun. Termaktub dalam Kitab
Durrotun Nashihin karya Syekh Utsman bin hasan bin ahmad syakir al-khubuwiy
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
sahabat Anas RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda
من كان له مال فليتصدق
بماله ومن كان علم فليتصدق بعلمه ومن كان له قوّة فليتصدق بقوته
“Barang siapa yang memiliki harta maka
bersedekahlah dengan hartnya, barang siapa yang memiliki ilmu maka
bersedekahlah dengan ilmunya, dan barang siapa yang memiliki kekuatan maka
bersedekahlah dengan kekuatannya”.
Subhanallah! Beliau bukan hanya bersedekah dengan
hartanya namun telah sempurna bersedekah dengan ilmunya dan kekuatan lahir
batin beliau dalam merintis pondok pesantren roudlotut tholibin dan lembaga
pendidikan formalnya. KH. Abdul Karim Mujib pernah memberikan pernyataan “Kyai
Mujib tidak hanya membangun pesantren secara fisiknya saja, tapi beliau juga
membangun mindset, kurikulum dan karakter pesantren ini”. Tentunya pembangunan
yang beliau lakukan butuh ketulusan yang sangat luar biasa sehingga
alhamdulillah sampai saat ini masih sangat bisa kita rasakan buah kedermawanan
beliau semasa hidup.
Sebagai penutup dari sedikit kisah Kyai Mujib ini.
Berikut kami sajikan paparan lanjutan yang disampaikan oleh Syekh Utsman bin hasan bin ahmad syakir al-khubuwiy,
beliau menjelaskan dalam kitab Durrotun Nasihinnya :
“Sedekah
itu dibagi menjadi 4 macam. Sedekah 1 kali dibalas 10 kebaikan, sedekah 1 kali
dibalas 70 kebaikan, sedekah 1 kali dibalas 700 kebaikan, dan sedekah 1 kali
dibalas 7000 kebaikan. Sedekah yang dibalas dengan 10 kebaikan adalah sedekah
yang diberikan kepada orang-orang faqir, sedekah yang dibalas dengan 70
kebaikan adalah sedekah yang diberikan kepada keluarganya, dan sedekah yang
dibalas dengan 700 kebaikan adalah sedekah yang diberikan kepada
saudara-saudaranya, sedangkan sedekah yang dibalas dengan 7000 kebaikan adalah
sedekah yang diberikan kepada santri/ pelajar".
Sengaja kami sajikan tulisan ini untuk mengenang
beliau menjelang hari wafatnya beliau 31 Desember 2017 (berdasarkan kalender
masehi). Semoga Beliau dilimpahkan rahmat dan maghfiroh oleh Allah sehingga
senantiasa bahagia di alam kubur sampai ke surga-Nya berkumpul dengan Sang
Baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita bisa meneladani beliau. Amin..
By : Azry
Posting Komentar untuk "Teladan Kedermawanan Murobbiruhina KH. Abdul Mujib Abdullah"