Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filosofi Garam dan Lalat

Filosofi Garam dan Lalat




اذا لم تكن ملحا تصلح فلا تكن ذبابا تفسد

Artinya : “Apabila kamu tidak bisa menjadi garam yang mengawetkan. Maka,                           janganlah menjadi lalat yang membusukkan” (Ibnu Abi Tholib)

Dari maqolah diatas, kita menggambarkan pada diri kita. Jika kita tidak bisa menjadi garam yang mengawetkan. Maka, janganlah menjadi lalat yang membusukkan. Artinya, jika kita tidak bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain. Setidaknya, kita tidak menjadi seseorang yang merusak atau merugikan orang lain. 

Media Pesantren

Jika kita melakukan amalan atau pekerjaan yang baik, itu juga bisa dihitung sedekah seperti sabda Nabi Muhammad SAW. Yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA. :

كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَ قَةٌ

Artinya : “Setiap kebaikan adalah sedekah”

          Baca Juga Dsini 

Dan apabila kita berbuat merusak atau merugikan orang lain di akhirat kelak akan di balas oleh Allah SWT. Seperti firman Allah ta’ala QS. Al Zalzalah : 8 yang berbunyi :

وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَه

Artinya : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Kesimpulan dari Maqolah, Hadist, dan Ayat di atas hendaknya kita berbuat baik sesama manusia, dan janganlah berbuat kerugian kepada orang lain. Maka, jadikanlah hidup kita untuk orang lain yaitu saling membantu sesama manusia.